Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan tinggal di luar kota kelahiran saya, Surabaya, apalagi di luar Pulau Jawa. Namun takdir berkata lain, di sinilah saya, tinggal di satu-satunya kota metropolitan di Pulau Kalimantan, Balikpapan.
Ketika mengetahui bahwa saya akan tinggal di Balikpapan,
saya mencari tahu apa yang menarik di sini. Makanan khas, tempat wisata,
atau pertunjukan apa yang tidak boleh saya lewatkan. Satu minggu, dua
minggu berlalu tanpa ada hal yang menarik bagi saya. Apalagi, saya yang
sudah biasa tinggal di Pulau Jawa dengan segala kesenangan dan hiburan
yang mudah didapatkan. Sampai akhirnya salah seorang teman memberikan
informasi bahwa Balikpapan akan dilewati Gerhana Matahari Total (GMT). Baiklah, ini baru, pikir saya.
Saya mulai mencari tahu kapan dan bagaimana caranya saya
bisa melihat GMT. Kebetulan, peristiwa tersebut jatuh pada hari libur
nasional, yang juga bertepatan dengan Hari Raya Nyepi, yaitu pada
tanggal 9 Maret 2016. Karena jatuh pada hari libur, saya bisa
menyaksikan GMT dari mana saja saya mau.
Hingga H-3, saya belum tahu saya harus menyaksikan GMT dari
mana. Sebagai salah satu kota yang dilewati GMT, tentunya Balikpapan
telah menyiapkan acara untuk momen langka ini. Pantai Manggar, salah
satu pantai paling terkenal di Balikpapan, mengadakan acara nonton
bareng GMT dimeriahkan artis ibukota. Lapangan Merdeka, lapangan paling hits
se-Balikpapan, mengadakan sholat gerhana bersama. Bahkan Badan Usaha
Milik Pemerintah seperti PT PLN (Persero) memanfaatkan momen ini untuk
mengadakan Lomba Foto Gerhana yang diadakan di PLN Transmisi dan Gardu
Induk Manggar Sari. Saya memilih untuk mengikuti event yang diadakan
oleh PT PLN (Persero) sekalian cari spot bagus untuk foto.
Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Pukul 05.30 saya
sudah siap di Kantor Wilayah PT PLN (Persero) untuk mengikuti event
tersebut. Hari masih gelap, tapi peserta lomba foto sudah berdatangan.
Akhirnya pukul 06.00, kami berangkat ke lokasi hunting foto dengan bus yang disediakan oleh penyelenggara.
Sampai di sana, ternyata lokasinya dipenuhi peralatan
kelistrikan PLN. Mulai dari SUTET sampai transmisi listrik. Kami pun
diberi kacamata gerhana, helm keselamatan dan dibekali briefing
sebelum masuk ke dalam kompleks Transmisi dan GI PLN. Cukup mendebarkan
juga masuk dalam kompleks tersebut, karena dipenuhi transmisi yang
bertegangan. Penggunaan selfie stick alias tongsis juga tidak diperbolehkan untuk menghindari terkena setrum listrik. Fiuh.
(Lokasi PLN Transmisi dan Gardu
Induk Manggar Sari)
(Suasana Nobar Gerhana)
Sekitar pukul 07.00, kami sudah siap untuk menyaksikan
gerhana. Awalnya, sang surya tidak terlihat karena tertutup awan. Kami
mulai cemas, apalagi sebelumnya ada isu bahwa Balikpapan akan berawan
saat gerhana. Beberapa menit kemudian, untungnya si awan berangsur
pindah memperlihatkan sang mentari.
Akhirnya sekitar pukul 07.30, penampakan bulan menutupi
matahari mulai terlihat. Hingga puncaknya, pukul 08.30, gerhana matahari
total terjadi. Seperti deskripsi buku ilmu pengetahuan alam waktu saya
masih sekolah, saat terjadi gerhana matahari total, langit benar-benar
gelap. Cahaya matahari hilang. Panas yang dirasakan ketika ada matahari
juga hilang. Rasanya seperti malam, gelap dan dingin. Matahari berbentuk
seperti cincin karena semua bayangannya tertutup oleh bulan. Tidak
hanya membuat saya terpana, keindahan tersebut membuat saya tidak
henti-hentinya menyebut nama Tuhan. Momen gerhana matahari total
tersebut benar-benar salah satu momen paling ajaib yang pernah saya
alami. Momen tersebut terjadi beberapa menit saja sampai matahari muncul
kembali.
(Matahari Berbentuk Sabit pada Pukul 08.29 WITA) |
Setelah momen tersebut, saya menceritakan momen tersebut kepada teman-teman dan keluarga saya di Surabaya. Sayangnya, mereka hanya bisa melihat gerhana matahari parsial. Saya yang bisa menyaksikan gerhana matahari total merasa sangat bersyukur karena diberi kesempatan langka ini. Bagaimana tidak, gerhana matahari total yang akan datang kabarnya akan terjadi pada tahun 2042. Seperti yang sekarang, tidak semua kota akan dilewati oleh gerhana tersebut.
All of a sudden, I am feeling so lucky. Tidak
disangka, meskipun baru satu bulan di Balikpapan, saya sudah mengalami
hal yang luar biasa. Saya tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk
melihat gerhana karena saya bisa menikmatinya dengan mudah. Ternyata
tidak tinggal di Surabaya tidak seburuk bayangan saya. Masih banyak
juga yang bisa saya eksplor di Kalimantan, khususnya Balikpapan.